Bisnis, SK.co.id – Menjadi perusahaan publik sering dikaitkan dengan akses pendanaan dan ekspansi bisnis. Namun, di balik itu, ada satu dampak yang menarik untuk diamati, yaitu pengaruhnya terhadap employer branding.
Di tengah pasar tenaga kerja yang semakin kompetitif, perusahaan berlomba-lomba membangun citra sebagai tempat kerja yang ideal. Dalam konteks ini, status sebagai perusahaan terbuka dapat menjadi salah satu faktor yang memperkuat persepsi publik — termasuk di mata pencari kerja.
Pasar Modal dan Daya Tarik Pencari Kerja
Dalam beberapa tahun terakhir, pasar modal Indonesia menunjukkan pertumbuhan jumlah perusahaan tercatat dari berbagai sektor, termasuk teknologi dan konsumer — dua sektor yang kerap menarik perhatian. Bersamaan dengan tren ini, kalangan pencari kerja bisa memperhatikan status perusahaan tempat mereka akan bekerja, sudah menjadi perusahaan publik yang tercatat di bursa atau belum.
Bagi sebagian orang, status sebagai perusahaan publik sering diasosiasikan dengan kesan keterbukaan, dan tata kelola yang lebih terstruktur. Meskipun belum bisa dikatakan sebagai pandangan umum seluruh pencari kerja, ada kalangan yang menilai bahwa menjadi perusahaan terbuka menunjukkan keseriusan dalam membangun reputasi dan komitmen jangka panjang.
Selain itu, keterbukaan informasi yang melekat pada perusahaan tercatat — seperti akses terhadap laporan keuangan, profil manajemen, hingga rencana ekspansi — dapat menjadi nilai tambah tersendiri. Bagi calon karyawan yang ingin memahami lebih dalam tentang tempat mereka akan bekerja, transparansi semacam ini bisa memberikan rasa percaya diri dan gambaran yang lebih utuh.
Transparansi, GCG, dan Citra Perusahaan
Salah satu nilai tambah dari perusahaan publik adalah penerapan prinsip Good Corporate Governance (GCG) yang lebih terukur dan terdokumentasi. Struktur pengawasan yang lebih jelas, keterbukaan informasi, dan pelaporan berkala kepada publik dapat berpotensi menciptakan persepsi positif tentang akuntabilitas perusahaan.
Hal ini tidak hanya penting bagi investor, tetapi juga dapat berdampak pada citra perusahaan di mata para pencari kerjatalenta. Profesional muda kini bisa lebih tertarik dengan lingkungan kerja yang sehat, transparan, dan memiliki arah bisnis yang jelas. Dalam konteks ini, status sebagai perusahaan publik bisa menjadi nilai tambah — jika disertai dengan praktik internal yang konsisten.
Tidak Otomatis Lebih Menarik
Meski begitu, penting untuk diingat bahwa menjadi perusahaan publik tidak otomatis membuat perusahaan lebih menarik sebagai tempat bekerja. Employer branding tidak dibentuk dari status semata, melainkan dari pengalaman nyata perusahaan, baik manajemen maupun para karyawan di dalamnya. Citra yang dibentuk juga harus sejalan dengan realita di dalam. Budaya kerja yang suportif, jalur karier yang jelas, dan kepemimpinan yang transparan adalah beberapa elemen penting yang membentuk loyalitas dan daya tarik perusahaan. Banyak pengalaman menunjukkan bahwa perusahaan non-publik pun bisa memiliki reputasi kuat di mata pencari kerja jika mampu menjaga budaya kerja yang sehat dan konsisten dalam membangun relasi baik dengan karyawan.
Skema Kepemilikan Saham dan Keterlibatan Pencari Kerja
Beberapa perusahaan publik menawarkan kelebihan melalui skema kepemilikan saham untuk karyawan, seperti Employee Stock Allocation (ESA), Employee Stock Option Plan (ESOP) atau Management Stock Option Plan (MSOP). Skema seperti ini membuka ruang partisipasi lebih besar bagi karyawan dalam pertumbuhan perusahaan.
Karyawan yang memiliki saham perusahaan biasanya memiliki keterlibatan emosional dan rasa memiliki yang lebih kuat. Selain itu, dengan kepemilikan saham perusahaan tempat bekerja karyawan memiliki kesempatan untuk mendapatkan manfaat lain dalam bentuk dividen saham dari perusahaan tempat bekerja, sehingga hasil kerja keras karyawan dapat dinikmati oleh karyawan tersebut. Dalam jangka panjang, hal ini bisa berdampak positif pada retensi dan produktivitas. Namun, tentu skema ini perlu disesuaikan dengan kesiapan internal dan strategi jangka panjang masing-masing perusahaan.
Citra Perusahaan dan Keputusan Karier
Dari sisi pencari kerja, status perusahaan publik bisa menjadi pertimbangan tambahan dalam memilih tempat bekerja. Namun, keputusan akhir biasanya tetap bergantung pada banyak faktor lainnya: kompensasi, fleksibilitas, budaya perusahaan, hingga potensi pengembangan diri.
Sementara itu, dari sisi perusahaan, keputusan untuk go public sebaiknya tidak hanya dilihat sebagai langkah finansial, tapi juga sebagai momentum untuk memperkuat struktur organisasi, transparansi, dan sistem manajemen SDM.
Initial Public Offering (IPO) membuka banyak peluang, termasuk dalam membangun reputasi sebagai perusahaan yang kredibel, terbuka, dan bertumbuh. Ketika employer branding dibangun secara utuh dan konsisten, status sebagai perusahaan publik bisa menjadi nilai tambah yang relevan.
IPO Bisa Membuka Jalan, tapi Employer Branding Menjaganya
IPO bukanlah jaminan, tapi bisa menjadi salah satu fondasi yang memperkuat employer branding — jika dibarengi dengan upaya nyata di sisi internal. Transparansi, budaya kerja, dan arah bisnis yang jelas, menjadi kunci utama dalam memilih tempat berkembang khususnya bagi para pencari kerja yang semakin selektif di era saat ini.
Maka pertanyaannya bukan hanya “Apakah perusahaan publik lebih menarik bagi pencari kerja ?”, tetapi juga “Apakah perusahaan mampu membangun pengalaman kerja sepadan dengan ekspektasi yang ditumbuhkan oleh statusnya sebagai perusahaan publik?”.
-Tim BEI-
Ikuti berita populer lainnya di Google News SAMUDERAKEPRI
Ikuti berita populer lainnya di saluran WhatsApp SAMUDERA KEPRI