samuderakepri.co.id, Jakarta – Orang yang sudah punya penghasilan, entah dari pekerjaan atau usaha, biasanya akan membuka rekening tabungan di bank. Ini dilakukan untuk menyimpan gaji atau pendapatan yang didapat tiap bulan atau tiap hari. Uang yang ada di rekening tidak hanya untuk keperluan sehari-hari, tapi juga harus ada yang ditabung. Jadi, tidak semua uang yang masuk ke rekening dihabiskan untuk kebutuhan dan gaya hidup.
Ikuti berita populer lainnya di Google News SAMUDERAKEPRI
Ikuti berita populer lainnya di saluran WhatsApp SAMUDERA KEPRI
Ketika jumlah tabungan semakin banyak, orang biasanya akan berpikir untuk menginvestasikan uangnya. Kira-kira, kapan waktu yang tepat untuk mulai investasi? Waktunya adalah ketika tabungan yang dimiliki sudah mencukupi 3-6 kali pengeluaran bulanan, atau sudah bisa menutupi dana darurat. Ini penting untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diharapkan, seperti dipecat dari kerja atau bisnis bangkrut, sehingga kita masih punya tabungan yang bisa dipakai sebelum dapat kerja baru atau bisnis lagi.
Syarat lain yang harus dipenuhi sebelum investasi adalah kita harus menyisihkan sebagian uang untuk membeli asuransi atau perlindungan, salah satunya adalah asuransi kesehatan. Jika kita tidak dapat asuransi kesehatan dari kantor, kita bisa membeli asuransi kesehatan pribadi atau membayar asuransi yang dikelola negara, yaitu BPJS. Dengan begitu, jika ada risiko sakit atau meninggal, kita tidak perlu mengambil tabungan atau menjual harta untuk memenuhi kebutuhan.
Secara sederhana, investasi adalah cara menanam modal dengan harapan dapat untung di masa depan. Ada banyak cara dan jenis instrumen untuk investasi yang risiko dan keuntungannya sesuai dengan kemampuan masing-masing orang.
Apa sih tujuan utama dari investasi? Pasti setiap orang punya tujuan jangka panjang agar hidupnya lebih baik di masa depan, misalnya punya rencana keuangan untuk nikah, bangun rumah, biayai sekolah anak, jalan-jalan, dan lain-lain. Nah, setelah kita tentukan tujuan, baru kita bisa investasi.
Kenapa tidak cukup dengan tabungan saja? Perbedaan utama antara investasi dan tabungan adalah nilai uang yang kita punya. Dengan tabungan uang kita lama-lama akan berkurang nilainya karena inflasi yang membuat harga barang dan jasa naik. Sementara itu, dengan investasi kita bisa menjaga nilai uang kita dari kenaikan harga.
Selain itu, salah satu alasan utama untuk investasi adalah menambah passive income, yaitu penghasilan yang tidak perlu kita kerjakan secara langsung. Artinya, kita tetap bisa dapat penghasilan meskipun kita tidak aktif kerja. Tentu saja keuntungan yang didapat akan berbeda tergantung jenis instrumen investasi dan lama waktu dari produk investasi yang dipilih.
Jika kita hanya bergantung pada gaji bulanan, maka tujuan finansial kita mungkin akan sulit tercapai. Sementara itu, dengan investasi, setidaknya bisa membantu kita untuk lebih cepat mencapai tujuan keuangan jangka panjang.
Investasi adalah salah satu cara untuk mengelola keuangan kita agar dapat mencapai tujuan-tujuan yang kita inginkan di masa depan. Investasi juga dapat membantu kita mengatasi berbagai tantangan dan peluang yang mungkin kita hadapi di sepanjang hidup kita. Namun, investasi bukanlah hal yang mudah dan sederhana. Investasi membutuhkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang tepat dari kita sebagai investor. Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa hal penting yang perlu kita ketahui dan lakukan sebelum dan saat berinvestasi.
Menentukan Jangka Waktu Investasi
Salah satu hal yang perlu kita pertimbangkan sebelum berinvestasi adalah jangka waktu investasi kita. Jangka waktu investasi adalah periode waktu yang kita rencanakan untuk menempatkan uang kita di suatu instrumen investasi tertentu. Jangka waktu investasi dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
– Jangka pendek: kurang dari satu tahun
– Jangka menengah: antara satu hingga lima tahun
– Jangka panjang: lebih dari lima tahun
Jangka waktu investasi yang kita pilih harus sesuai dengan tujuan keuangan kita. Tujuan keuangan adalah hal-hal yang ingin kita capai dengan menggunakan uang yang kita investasikan. Contoh tujuan keuangan adalah:
– Membeli rumah
– Membayar biaya pendidikan anak
– Membuka usaha
– Pensiun
Setiap tujuan keuangan memiliki jangka waktu yang berbeda-beda. Misalnya, jika kita ingin membeli rumah dalam waktu dua tahun, maka kita harus memilih investasi jangka pendek atau menengah. Jika kita ingin pensiun dalam waktu 20 tahun, maka kita harus memilih investasi jangka panjang.
Dengan menentukan jangka waktu investasi, kita dapat menyesuaikan investasi kita dengan kebutuhan finansial kita di masa yang akan datang. Selain itu, investasi yang terukur juga akan menghindarkan kita dari berutang dan lebih siap menghadapi situasi yang tak terduga di masa depan.
## Memilih Jenis Instrumen Investasi
Setelah menentukan jangka waktu investasi, langkah selanjutnya adalah memilih jenis instrumen investasi yang akan kita gunakan. Instrumen investasi adalah produk atau alat yang dapat kita gunakan untuk menempatkan uang kita agar dapat berkembang dan menghasilkan keuntungan. Instrumen investasi memiliki beragam jenis yang berbeda-beda. Secara umum, ada dua jenis instrumen investasi, yaitu:
– Sektor riil: investasi yang menempatkan uang kita pada bisnis atau proyek tertentu, atau aset yang dapat dilihat secara fisik. Contoh investasi sektor riil adalah properti, emas, perkebunan, dan sebagainya.
– Sektor keuangan: investasi yang menempatkan uang kita pada aset finansial yang tidak berwujud fisik, tetapi dalam bentuk dokumen atau surat berharga tertentu. Contoh investasi sektor keuangan adalah saham, obligasi, reksa dana, deposito, dan sebagainya.
Jenis instrumen investasi yang kita pilih harus sesuai dengan kemampuan finansial kita. Kemampuan finansial adalah seberapa besar uang yang bisa kita sisihkan untuk berinvestasi setelah memenuhi kebutuhan pokok kita. Setiap instrumen investasi membutuhkan modal yang berbeda-beda, mulai dari puluhan ribu sampai dengan ratusan juta rupiah. Oleh karena itu, kita harus memilih instrumen investasi yang sesuai dengan anggaran kita.
Selain itu, kita juga harus memperhatikan risiko dan imbal hasil yang ditawarkan oleh setiap instrumen investasi. Risiko adalah kemungkinan terjadinya kerugian atau penurunan nilai uang yang kita investasikan. Imbal hasil adalah keuntungan atau pertumbuhan nilai uang yang kita investasikan. Secara umum, semakin tinggi risiko, semakin tinggi pula imbal hasil yang ditawarkan. Sebaliknya, semakin rendah risiko, semakin rendah pula imbal hasil yang ditawarkan.
Kita harus memilih instrumen investasi yang sesuai dengan profil risiko kita. Profil risiko adalah seberapa besar toleransi kita terhadap risiko yang mungkin terjadi. Ada tiga jenis profil risiko, yaitu:
– Konservatif: investor yang tidak suka mengambil risiko dan lebih memilih instrumen investasi yang aman dan stabil, meskipun imbal hasilnya rendah. Contoh instrumen investasi yang cocok untuk investor konservatif adalah deposito, obligasi, dan reksa dana pasar uang.
– Moderat: investor yang bersedia mengambil risiko sedang dan mencari instrumen investasi yang seimbang antara risiko dan imbal hasil. Contoh instrumen investasi yang cocok untuk investor moderat adalah reksa dana campuran, reksa dana saham, dan obligasi korporasi.
– Agresif: investor yang berani mengambil risiko tinggi dan mengejar instrumen investasi yang berpotensi memberikan imbal hasil tinggi, meskipun tidak stabil. Contoh instrumen investasi yang cocok untuk investor agresif adalah saham, reksa dana saham, dan derivatif.
## Mencapai Financial Freedom
Salah satu alasan untuk berinvestasi adalah untuk mencapai financial freedom. Financial freedom adalah kondisi di mana kita tidak perlu lagi khawatir terkait biaya hidup kita di masa sekarang maupun masa yang akan datang. Dengan financial freedom, kita dapat hidup dengan lebih bebas dan bahagia, tanpa tergantung pada orang lain atau pekerjaan tertentu.
Untuk mencapai financial freedom, kita harus berinvestasi dengan baik dan bijak. Berikut adalah beberapa tips yang dapat kita lakukan:
– Tetapkan tujuan keuangan yang jelas dan realistis. Tujuan keuangan harus spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan berbatas waktu. Contoh tujuan keuangan yang baik adalah: “Saya ingin memiliki rumah senilai 500 juta rupiah dalam waktu lima tahun dengan cara menabung 10 juta rupiah per bulan dan berinvestasi di reksa dana saham dengan imbal hasil rata-rata 15% per tahun.”
– Buat rencana keuangan yang terstruktur dan disiplin. Rencana keuangan adalah rincian langkah-langkah yang harus kita lakukan untuk mencapai tujuan keuangan kita. Rencana keuangan harus mencakup aspek-aspek seperti penghasilan, pengeluaran, tabungan, investasi, hutang, asuransi.(***)